Dalam dunia botani, buah durian dikenal dengan nama ilmiah Durio
zibethinus Murr. Konon, nama ilmiah ini diberikan oleh Tuan Murray
(Murr. = Murray), karena buah tropis yang aneh ini dibalut kulit yang
berduri-duri (Duho) dan menyebarkan bau tidak sedap seperti bau musang
(zibethinus).
Soal asal-usulnya, para pakar botani umumnya sepakat bahwa durian berasal dari Kawasan Malesia, sekarang kira-kira meliputi. Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei, dan New Guinea (kini Papua Nugini). Di negeri kita pun, hingga kini masih dapat dijumpai durian yang tumbuh liar di hutan, seperti di Sumatera dan Kalimantan, meski jumlahnya sangat jauh berkurang.
Dari Kawasan Malesia diperkirakan durian menyebar ke daratan Thailand, Myanmar, India, dan Pakistan. Penyebaran ini dilakukan oleh manusia secara tidak sengaja karena pola kehidupan pada saat itu tidak menetap. Mere-; ka berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan bersamaan dengan itu biji-biji durian yang mereka makan tersebar ke mana-mana. Biji-biji itu kemudian tumbuh secara alami menjadi tanaman durian di tempat-tempat yang mereka singgahi.
Dalam pembudidayaan, sang Raja Buah telah menyebar luas ke kawasan tropis: yang terbentang mulai dari Sri Lanka dan India Selatan hingga ke New Guinea. Di luar kawasan itu, pohon ini -dapat juga dijumpai di Australia, Hawaii, dan Zanzibar -meskipun jumlahnya terbatas.
Soal asal-usulnya, para pakar botani umumnya sepakat bahwa durian berasal dari Kawasan Malesia, sekarang kira-kira meliputi. Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei, dan New Guinea (kini Papua Nugini). Di negeri kita pun, hingga kini masih dapat dijumpai durian yang tumbuh liar di hutan, seperti di Sumatera dan Kalimantan, meski jumlahnya sangat jauh berkurang.
Dari Kawasan Malesia diperkirakan durian menyebar ke daratan Thailand, Myanmar, India, dan Pakistan. Penyebaran ini dilakukan oleh manusia secara tidak sengaja karena pola kehidupan pada saat itu tidak menetap. Mere-; ka berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan bersamaan dengan itu biji-biji durian yang mereka makan tersebar ke mana-mana. Biji-biji itu kemudian tumbuh secara alami menjadi tanaman durian di tempat-tempat yang mereka singgahi.
Dalam pembudidayaan, sang Raja Buah telah menyebar luas ke kawasan tropis: yang terbentang mulai dari Sri Lanka dan India Selatan hingga ke New Guinea. Di luar kawasan itu, pohon ini -dapat juga dijumpai di Australia, Hawaii, dan Zanzibar -meskipun jumlahnya terbatas.
Buah tropis bermahkota duri ini ternyata tidak hanya satu: spesies Durio zibethinus. Hingga kini ada sekitar 300-an spesies Durio yang berhasil ditemukan para pakar botani;? Namun, dari jumlah itu, baru enam spesies yang sudah dipastikan dapat dimakan oleh manusia. Antara lain, Durio zibethinus (durian biasa), Durio kutejensis (durian lai), Dtoio oxleyanus (durian . keratongan), Durio graveolens (durian tabelak), Durio dulcis (durian lahong/merah), dan Durio grandiilorus (durian munyit).
Dari keenam spesies itu, baru Durio zibethinus dan Durio kutejensis yang sudah dibudidayakan. Durio zibethinus paling banyak dan sukses dibudidayakan, serta telah menyebar luas ke daerah-daerah tropis di luar negeri. Khusus untuk Durio kutejensis dibudidayakan di Kalimantan. Itu pun terbatas hanya di sekitar habitat aslinya.
0 komentar:
Posting Komentar