Hampir
seluruh masyarakat telah mempersiapkan berbagai acara untuk menyambut
malam pergantian tahun. Tak terkecuali tradisi tiup terompet yang seakan
menjadi suatu keharusan pada saat pergantian tahun berlangsung
tersebut.
Lantas, bagaimana sebenarnya asal-muasal budaya tiup terompet saat malam malam pergantian tahun?
Dahulu,
tradisi tiup terompet bermula saat masa Perang Salib. Saat itu, sebuah
perperangan besar telah terjadi. Sebuah serangan para Kristiani yang
berkerja sama dari berbagai kerajaaan dari Eoropa maupun Asia melawan
para kaum muslim saat itu.
Para
muslim saat itu tidak membawa sekutu sebanyak lawannya. Sehingga mereka
pun melawan musuh yang 2:1 daripada jumlah mereka. Tentunya para muslim
yang kalah besar dalam jumlah pasukan mengalami kekalahan.
Tentunya sebuah kemenangan pantas dirayakan. Seorang panglima besar Kristen pun meniupkan sebuah terompet untuk merayakannya.
Bagaimanapun
asal muasal tradisi tiup terompet jelang pergantian tahun ini terjadi,
yang pastinya semua orang merasa kurang lengkap jika detik-detik
pergantian tahun tidak terdengar bunyi alat musik yang kini banyak
terbuat dari kertas karton ini.
Meniup
terompet bisa jadi diartikan sebagai pertanda bergantinya tahun yang
telah lalu dengan tahun baru. Bahkan meniup terompet bisa diartikan
sebagai tanda hadirnya semangat baru yang begitu bergema dan nyaring
seperti bunyi terompet.
Meskipun
meniup terompet di malam pergantian tahun bukan suatu kewajiban, akan
tetapi tidak ada salah jika ada hal positif yang bisa kita petik dari
filosofi tradisi tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar